Latar Belakang Integrasi Timor Timur ke Indonesia - Wilayah yang sekarang menjadi negara Timor Leste dulunya merupakan bekas Provinsi ke 27 Indonesia, dengan nama Timor Timur. Sejak awal kemerdekaan hingga tahun 1974an wilayah ini bukanlah masuk bagian dari Republik Indonesia, melainkan daerah kolonialisasi bangsa Portugis. Hal ini terjadi setelah kesepakatan dengan Belanda mengenai pembagian daerah koloni di Pulau Timor pada tahun 1915. Portugis menguasai wilayah Timor bagian timur, sementara Belanda di bagian barat.
Pada perkembangan selanjutnya, wilayah Timor Timur kemudian menjadi bagian dari Indonesia setelah dikeluarkannya UU No. 7 Tahun 1976. Undang-undang tersebut berisi pengesahan penyatuan Timor Timur ke dalam negara kesatuan Republik Indonesia. Pengesahan diperkuat dengan Tap MPR nomor IV/MPR/1978. Maka secara resmi Timor Timur menjadi Provinsi ke 27 di Indonesia dengan ibu kotanya berada di Dili. Lalu, apa latar belakang integrasi Timor Timur ke Indonesia? Berikut ini penjelasannya.
Latar Belakang Integrasi Timor Timur ke Indonesia
Salah satu penyebab atau latar belakang integrasi Timor Timur ke wilayah Indonesia adalah kebebasan yang diberikan oleh Portugis kepada wilayah tersebut untuk berdiri sendiri, dan rakyat mendapatkan kesempatan untuk melakukan kegiatan politik. Pemberian keleluasaan bagi wilayah Timor Timur disebabkan karena terjadi gejolak politik dalam negeri di Portugis.
Terjadi sebuah peristiwa besar di Portugis, yaitu Red Flower's Revolution atau Revolusi Bunga. Peristiwa ini merupakan kudeta yang dilakukan oleh militer terhadap pemerintahan saat itu dibawah Antonio de Oliveire Salazar. Tokoh militer dibalik peristiwa bersejarah ini bernama Jenderal de Spinola. Revolusi berlangsung pada tanggal 25 April 1974, salah satu pengaruh dari revolusi ini yaitu mengenai kebijakan Portugis terhadap negara-negara koloninya.
Baca juga: Sejarah Orde Baru di Indonesia
Portugis memberi keleluasaan negara koloni untuk berpolitik, salah satunya Timor Timur. Adanya kesempatan berpolitik ini dimanfaatkan oleh rakyat untuk melaksanakan dekolonialisasi. Kemudian muncul 3 partai dengan tujuan dan corak masing-masing untuk memanfaatkan kebebasan yang diberikan kepada wilayah ini. Ketiga partai tersebut meliputi :
Baca juga: Sejarah Orde Baru di Indonesia
Portugis memberi keleluasaan negara koloni untuk berpolitik, salah satunya Timor Timur. Adanya kesempatan berpolitik ini dimanfaatkan oleh rakyat untuk melaksanakan dekolonialisasi. Kemudian muncul 3 partai dengan tujuan dan corak masing-masing untuk memanfaatkan kebebasan yang diberikan kepada wilayah ini. Ketiga partai tersebut meliputi :
- Uniao Democratica Timorense
- Frente Revoluciondria de Timor Leste (Fretelin)
- Associacau Popular Democratica Timurensa
Ketiga partai politik tersebut memiliki tujuan yang berbeda-beda. Partai pertama menginginkan Timor Timur merdeka secara bertahap dengan tetap dibawah Portugis dan menjadi negara bagiannya. Partai Kedua merupakan kelompok radikal berpaham komunis. Partai ini menginginkan kemerdekaan secara penuh Timor Timur. Kemudian partai ketiga menginginkan agar Timor Timur menggabungkan diri dengan Indonesia.
Akibat adanya perbedaan tujuan tersebut, ketiga partai saling bersaing, bahkan sampai menimbulkan konflik perang saudara. Kemudian partai Fretelin mendeklarasikan kemerdekaan / pembentukan Republik Demokratik Timor Timur. Keputusan tersebut dianggap tidak sah, karena tidak mendapat persetujuan dari parpol lainnya.
Deklarasi yang dilakukan partai kedua kemudian menyebabkan beberapa partai gabungan mengeluarkan pengumuman yaitu Proklamasi Balibo pada tanggal 30 November 1975. Isinya pernyataan untuk bergabung dengan pemerintahan Republik Indonesia. Beberapa minggu setel itu gabungan partai menyatakan berdirinya pemerintahan sementara Timor Timur.
Adanya pernyataan tersebut, kemudian di respon positif oleh pihak Indonesia. Selain adanya rasa khawatir berdirinya negara komunis dari pihak / partai kedua (Fertelin) maka pemerintah Indonesia menanggapi proklamasi tersebut dengan menerapkan "Operasi Seroja" yang dilangsungkan pada tahun 1975 hingga 1977.
Operasi militer ini ternyata diam-diam mendapat bantuan dari Australia, Amerika Serikat dan negara barat lainnya yang anti komunis. Pada perkembangan selanjutnya, tepat pada tanggal 32 Meri 1976 DPR Timor Timur mengeluarkan petisi, isinya mendesak agar pemerintah Indonesia secepatnya menerima dan mengesahkan Timor Timur kedalam bagiannya.
Keluarnya Undang-Undang dan Tap MPR yang sudah disebutkan diatas kemudian secara resmi mengesahkan wilayah Timor Timur masuk bagian dari Republik Indonesia dan menjadi Provinsi ke 27. Gubernur pertamanya bernama Arnoldo dos Reis Araujo, wakilnya Francsisco Xavier Lopez da Cruz.
Baca Juga :
Sumber Referensi : (wikipedia)
Demikian pembahasan mengenai Latar Belakang Integrasi Timor Timur ke Indonesia beserta penjelasan prosesnya, semoga bermanfaat dan berguna bagi pembaca semua. Baca juga artikel menarik dan informatif lainnya. Kurang lebih kami mohon maaf, sekian dan terimakasih.