Kabinet Sukiman merupakan salah satu dari 7 kabinet pada masa demokrasi liberal di Indonesia. Latar belakang terbentuknya kabinet Sukiman adalah karena kabinet sebelumnya gagal dalam menjalankan tugas, kemudian muncul mosi tidak percaya terhadap kabinet Natsir yang selanjutnya digantikan dengan Sukiman.
Artikel ini dibuat untuk menjawab beberapa pertanyaan terkait dengan sejarah pembentukan kabinet Sukiman masa demokrasi liberal. Susunan anggota, apa saja program kerja, keberhasilan dan kegagalan Kabinet Sukiman akan kita kupas secara singkat dan jelas. Oke, langsung saja simak pembahasan berikut ini.
Perlu anda ketahui, demokrasi liberal di Indonesia berlangsung tidak lebih dari 9 tahun, tepatnya dari tahun 1950 sampai dengan 1959. Pada masa ini tercatat ada tujuh kabinet yang pernah dibentuk. Kabinet Sukiman adalah kabinet kedua setelah sebelumnya kabinet Natsir menjalankan tugas selama 6 bulan, dari tanggal 6 September 1950 sampai dengan 1 maret 1951.
Baca Juga: Program Kerja Kabinet Natsir
Program Kerja Kabinet Sukiman
Ada 7 poin hasil kerja kabinet Sukiman yang perlu kalian ketahui. Berikut ini 7 program kerja kabinet Sukiman, antara lain :
- Memasukkan Irian Barat ke dalam wilayah RI dalam waktu singkat.
- Melakukan hubungan dengan Belanda berdasarkan perjanjian internasional dan menjalankan politik luar negeri bebas aktif, serta meninjau hasil KMB (Konferensi Meja Bundar).
- Menyiapkan UUD terkait dengan pengakuan serikat buruh, penyelesaian konflik buruh, penetapan upah dan perjanjian kerja sama.
- Membentuk dewan konstituante dalam rangka persiapan pemilihan umum, menyelenggarakan pemilihan umum dan secepatnya melaksanakan otonomi daerah.
- Menempatkan para mantan pejuang ke dalam lapangan pembangunan.
- Memperbaharui hukum agraria untuk kepentingan petani, meningkatkan kehidupan sosial dan ekonomi rakyat dengan rencana kemakmuran dalam jangka pendek.
- Melengkapi organisasi alat-alat kekuasaan negara dan menjalankan hukum yang tegas sebagai negara hukum untuk kepentingan keamanan dan ketenteraman.
Itulah 7 program kerja kabinet Sukiman, beberapa program kerja merupakan lanjutan dari kabinet sebelumnya. Seperti menyiapkan pemilihan umum, usaha keamanan dan ketenteraman rakyat, menyelesaikan masalah Irian Barat dan pengembangan perekonomian rakyat.
Baca Juga: Dampak Konferensi Meja Bundar
Baca Juga: Dampak Konferensi Meja Bundar
Susunan Anggota Kabinet Sukiman
Siapa saja anggota kabinet Sukiman dan jabatannya?
Pertama, sebagai ketua atau Perdana Mentri (Sukiman Wirjosansjojo), kemudian wakil Perdana Menteri bernama Suwirjo. Anggota lain meliputi beberapa menteri, meliputi : J. Leimena (Menteri Kesehatan), Sjamsuddin (Menteri Sosial), Jusuf Wibisono (Menteri Keuangan), Wahid Hasyim (Menteri Agama), Wongso Negeoro (Menteri Pendidikan dan kebudayaan), Iskandar Tedjasukmana (Meneri Perburuhan), Djuanda Hadinoto (Menteri Perhubungan), Muhammad Yamin (Menteri Kehakiman), Iskak Tjokroadisurjo (Menteri Dalam Negeri), Achmad Subardjo (Menteri Luar Negeri), dan lain-lain.
Anggota kabinet Sukiman ada juga yang merupakan bekas anggota dari kabinet Natsir, seperti Djuanda, Leimena dan Wahid Hasyim.
Partai Pendukung Kabinet Sukiman
Kabinet Sukiman didukung penuh oleh dua partai besar pada saat itu, yaitu PNI (Partai Nasional Indonesia) dan Partai Masyumi (Majelis Syura Muslimin Indonesia).
PNI merupakan partai yang berdiri pada tanggal 4 Juli 1927 di kota Bandung. Tokoh-tokoh penting di dalam PNI seperti Ir. Soekarno, Dr. Ciptomangunkusumo dan Sartono SH. Perlu kalian ketahui, tujuan berdirinya PNI adalah "kemerdekaan Indonesia". Baca : Sejarah Partai Nasional Indonesia (PNI)
Partai Masyumi merupakan partai politik islam terbesar di Indonesia pada masa Demokrasi liberal. Namun Keberadaan partai Masyumi kemudian dilarang oleh Presiden Soekarno pada tahun 1960, karena diduga telah mendukung pemberontakan PRRI Permesta.
Penyebab Jatuhnya Kabinet Sukiman
Seperti Kabinet Natsir, Kabinet Suikiman juga tidak bertahan lama dan digantikan kabinet selanjutnya. Apa sebab kabinet Sukiman digantikan? Faktor penyebab utama adalah pertukaran nota antara Menteri Luar Negeri (Ahmad Subardjo) dan Merle Cochran (Duta Besar AS).
Isi nota tersebut berkaitan dengan pemberian bantuan militer dan ekonomi untuk Republik Indonesia dari Amerika Serikat. Penandatanganan nota tersebut merupakan blunder yang dilakukan oleh Kabinet Sukiman. Setelah penandatanganan, Indonesia seolah-olah condong ke Blok Barat, padahal menganut politik bebas dan aktif.
Akhirnya muncul mosi tidak percaya terhadap kabinet Sukiman, kemudian jatuh dan mengembalikan mandatnya kepada Presiden Soekarno, tepatnya pada tanggal 3 April 1952.
Baca Juga :
Baca Juga :
Demikian pembahasan terkait dengan Kabinet Suikiman : Program Kerja, Susunan Keanggotaan, Partai Pendukung dan Kegagalannya. Terimakasih
Sumber Referensi :
Buku berjudul "Kabinet-kabinet Republik Indonesia : Dari Awal Kemerdekaan Sampai Reformasi", karya Simanjuntak, P.N.H., terbit di Jakarta, tahun 2003.