Kumpulan Materi Sejarah, Wisata dan Artikel Menarik Lainnya

Garis Van Mook : Pengertian, Wilayah Indonesia dan Dampaknya

Memahami pengertian Garis Van Mook beserta latar belakang, wilayah Indonesia berdasarkan garis ini, dan dampaknya secara singkat disertai gambarnya. Salah satu materi sejarah masa penjajahan Hindia Belanda di Indonesia yang sering keluar saat pembelajaran sejarah di sekolah adalah mengenai Garis Van Mook.

Beberapa dari kalian mungkin sedang mencari jawaban seputar pertanyaan tentang garis ini, atau mungkin sedang iseng mencari bacaan sejarah yang bermanfaat ini. Oke langsung saja tanpa basa-basi, berikut ini pembahasannya, simak dengan teliti!

Pengertian Garis Van Mook

Jelaskan apa yang dimaksud dengan Garis Van Mook? Definisi pengertian Garis Van Mook secara umum adalah sebuah garis batas (perbatasan/pemisah) yang memisahkan wilayah Republik Indonesia dan wilayah milik pihak Belanda. Garis ini dikenal juga dengan istilah Garis Status Quo.

Penamaan garis ini menggunakan nama tokoh Belanda pada saat itu, yakni tokoh bernama Hubertus van Mook. Beliau merupakan Gubernur Hindia Belanda terakhir, setelah Jepang berhasil menguasai Hindia Belanda.

Lalu, apa sebenarnya latar belakang atau penyebab berlakunya Garis Van Mook di Indonesia? Padahal saat itu Indonesia sudah merdeka.

Seperti yang kita ketahui, pasca proklamasi kemerdekaan Indonesia, beberapa tahun kemudian pasukan Belanda kembali datang ke Indonesia dengan membonceng NICA. Tujuan kedatangan belanda ini tentu saja untuk menguasai kembali wilayah bekas jajahannya.

Oleh sebab itu terjadilah pertempuran. Perang pertama pasca kemerdekaan terkenal dengan istilah Agresi Militer Belanda 1. Untuk mengakhiri pertempuran yang sangat merugikan ini, terutama bagi Indonesia, maka dilakukan lah perjanjian. Baca : Dampak Agresi Militer Belanda 1 Bagi Indonesia

Perundingan yang dimaksud adalah Perjanjian Renville. Perjanjian ini dilakukan oleh Indonesia dan Belanda pada akhir tahun 1948 di kapal milik Amerika Serikat bernama USS Renville. Salah satu isi perundingan yaitu kesepakatan mengenai batas wilayah bernama Garis Van Mook.

Wilayah Indonesia Berdasarkan Garis Van Mook

Pasca perundingan Renville, wilayah Indonesia tinggal menyisakan beberapa daerah saja. Sebab, pihak Belanda hanya mengakui beberapa wilayah RI meliputi tiga daerah, yaitu Jawa Tengah, Yogyakarta dan Sumatera. Berikut ini kami sajikan gambar terkait agar dapat lebih mudah dipahami, :
Garis Van Mook

Wilayah Indonesia pasca perjanjian Renville ditandai dengan warna merah. Bahkan di Pulau Sumatera, beberapa daerah masuk dalam wilayah pihak Belanda. Sebab, daerah tersebut memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah.

Tidak hanya itu, pada isi perjanjian Renville juga disebutkan bahwa pihak Belanda tidak akan mengakui kedaulatan Republik Indonesia sebelum bersedia merubah menjadi negara serikat. Selain itu, TNI juga harus ditarik mundur dari wilayah yang tidak diakui oleh pihak Belanda.

Dampak Garis Van Mook Bagi Indonesia

Setelah memahami pengertian dan wilayah Indonesia pasca perjanjian Renville, tentu kalian sudah sedikit paham mengenai dampak berlakunya garis tersebut. Dampak garis Van Mook bagi Indonesia secara umum adalah semakin sempitnya wilayah kedaulatan Republik Indonesia.

Pihak Belanda berhasil menguasai beberapa daerah penting di Indonesia seperti penghasil pangan dan wilayah pelabuhan penting. Hal ini kemudian mengakibatkan masalah di bidang ekonomi dan sosial masyarakat.

Selain itu, beberapa tentara nasional Indonesia (TNI) juga harus ditarik mundur dari daerah gerilyanya, seperti di Jawa Barat dan Jawa Timur. Bahkan ada sebagian TNI yang masih tetap melakukan perlawanan di beberapa daerah dan tidak mau di tarik mundur.

Demikian pembahasan mengenai pengertian Garis Van Mook, wilayah Indonesia berdasarkan garis tersebut serta dampaknya bagi Indonesia. Semoga bermanfaat bagi kalian dan jangan lupa baca juga artikel menarik lain masa penjajahan Belanda di Indonesia.

Share ke teman kamu:

Related : Garis Van Mook : Pengertian, Wilayah Indonesia dan Dampaknya