Perang Aceh terhadap Belanda berlangsung pada tahun 1873 M sampai 1904. Lalu, apa sebab sebab terjadinya perlawanan rakyat Aceh? Perlu anda ketahui, Kesultanan Aceh merupakan kerajaan bercorak Islam terbesar di Pulau Sumatera pada masanya. Salah satu faktor kesuksesan Aceh sehingga berkembang begitu pesat adalah berhasilnya menguasai perdagangan di selat Malaka yang selalu ramai disinggahi pedagang-pedagang dari Asia Timur, Timur Tengah maupun bangsa barat.
Pada perkembangan selanjutnya, selat Malaka kemudian berhasil dikuasai oleh bangsa Portugis, walaupun sempat ada perlawanan dari Sultan Iskandar Muda (raja Aceh masa itu), namun gagal. Kekuasaan Aceh semakin terancam dan terjepit setelah kedatangan Belanda yang bertujuan menguasai seluruh wilayah Hindia Timur. Datangnya Belanda kemudian memicu peperangan, tepat pada tanggal 26 Maret 1873 Belanda menyatakan perang terhadap Kerajaan Aceh. Berikut ini beberapa sebab perlawanan Aceh terhadap Belanda.
Baca Juga: Sejarah Kerajaan Aceh
Pada perkembangan selanjutnya, selat Malaka kemudian berhasil dikuasai oleh bangsa Portugis, walaupun sempat ada perlawanan dari Sultan Iskandar Muda (raja Aceh masa itu), namun gagal. Kekuasaan Aceh semakin terancam dan terjepit setelah kedatangan Belanda yang bertujuan menguasai seluruh wilayah Hindia Timur. Datangnya Belanda kemudian memicu peperangan, tepat pada tanggal 26 Maret 1873 Belanda menyatakan perang terhadap Kerajaan Aceh. Berikut ini beberapa sebab perlawanan Aceh terhadap Belanda.
Baca Juga: Sejarah Kerajaan Aceh
Sebab Terjadinya Perang Aceh
Latar belakang atau penyebab terjadinya perang aceh dibagi menjadi 2, sebab umum dan khusus.
Sebab Umum Perang Aceh
- Pihak Belanda mencurigai Kerajaan Aceh menjalin hubungan politik dengan Turki, Singapura, Italia dan Amerika Serikat.
- Rakyat Aceh dituduh mempersulit kegiatan perdagangan Belanda.
- Usaha Belanda untuk menguasai Aceh dengan melanggar perjanjian London tahun 1824.
- Penyerahan wilayah Deli, Asahan, Serdang dan Langkat, akibat adanya Perjanjian Siak 1858.
- Letak Aceh sangat strategis, sebagai jalur pelayaran Internasional yaitu di Selat Malaka.
- Belanda menganggap kapal-kapalnya sering diganggu di Selat Malaka, bahkan sampai ditenggelamkan.
Artikel menarik: Perlawanan di Berbagai Daerah Melawan Dominasi Asing
Sebab Khusus Perang Aceh
Belanda menuntut agar Aceh mengakui kedaulatannya pada tanggal 22 Maret 1873. Tuntutan Belanda tersebut ditolak oleh Aceh. Setelah itu, empat hari kemudian Belanda mengumumkan perang terhadap aceh. Tepat pada tanggal 26 Maret pihak kolonial melakukan penyerangan ditandai dengan penembakan meriam dari kapal perang bernama Citadel Van Antwerpen ke daratan Aceh.
Perang Aceh-Belanda berlangsung selama empat periode. Periode pertama dari tahun 1873 sampai 1874, dipimpin oleh Sultan Muhammad Syah. Periode kedua tahun 1874-1880 M, dalam periode ini pasukan Belanda berhasil membunuh Sultan Muhammad Syah, lalu menguasai Keraton Sultan.
Periode ketiga terjadi pada tahun 1881 sampai 1896 Masehi, perlawanan aceh ke 3 dipimpin oleh Teuku Umar. Menggunakan strategi gerilya, namun saat terjadi serangan balasan secara mendadak, Teuku Umar berhasil dibunuh. Perlawanan dilanjutkan dibawah komando Cut Nyak Dien (istri Teuku Umar). Periode keempat berlangsung pada tahun 1896 hingga 1910 masehi, tanpa komando dari pemerintah pusat dengan strategi perang gerilya kelompok maupun perorangan.
Baca Juga :
Nah, itulah Sebab Umum dan Khusus Terjadinya Perang Aceh : Perlawanan Terhadap Belanda.