Perjuangan perlawanan rakyat Maluku melawan bangsa barat terjadi jauh sebelum negara Indonesia tercinta ini merdeka. Perlawanan rakyat Maluku dilakukan terhadap bangsa-bangsa asing yang berusaha memonopoli dan menguasai perdagangan rempah-rempah. Perjuangan perlawanan rakyat Maluku dibagi menjadi 2 kategori, yakni melawan bangsa Portugis dan penjajah Belanda melalui kongsi dagangnya bernama VOC. Berikut ringkasan perlawanan perjuangan rakyat Maluku dalam mengusir bangsa asing.
Perlawanan Rakyat Maluku Terhadap Portugis
Bangsa Portugis berlayar ke Hindia Timur pada tahun 1496, dipimpin oleh Vasco da Gama atas perintah raja Inggris. Kemudian pada tahun 1511, mengirim pasukannya lagi dan berhasil menaklukkan wilayah Malaka dibawah Alfonso Albuquerque. Selanjutnya Portugis melanjutkan ekspedisi menuju Maluku.
Bangsa Portugis akhirnya mendarat di Maluku, tepatnya di Kerajaan Ternate pada tahun 1513. Tujuan bangsa Portugis ke Maluku yaitu untuk melakukan kerjasama perdagangan rempah-rempah dengan kerajaan seperti Ternate, Tidore dan Bacan. Namun Portugis mengkhianati kerjasama dengan melakukan monopoli perdagangan rempah-rempah.
Baca Juga: Perlawanan Rakyat Banten Terhadap VOC
Baca Juga: Perlawanan Rakyat Banten Terhadap VOC
Perlawanan Sultan Ternate
Atas pengkhianatan yang dilakukan bangsa Portugis, maka pada tahun 1533 melalui Sultan Ternate menyerukan kepada seluruh rakyat Maluku dan sekitarnya untuk membantu kerajaan Ternate mengusir keberadaan Portugis di Maluku. Namun perlawanan berakhir setelah adanya perjanjian damai, Portugis tetap berada di Ternate.
Perlawanan Kedua Dipimpin Sultan Hairun
Keberadaan Portugis di Maluku ternyata masih saja ingin tetap melakukan monopoli dan menguasai perdagangan. Bermula ketika pendirian benteng dengan tujuan sebagai kantor dagang, tapi di alih fungsikan sebagai benteng pertahanan untuk menguasai wilayah Maluku. Kelakuan bangsa Portugis semakin menjadi-jadi ketika terjadi pemaksaan terhadap rakyat untuk menjual hasil rempah-rempahnya kepada Portugis.
Perlawanan rakyat Maluku pecah kembali, tepatnya pada tahun 1570. Perjuangan perlawanan yang dilakukan oleh rakyat Maluku dipimpin oleh Sultan Hairun. Namun, dengan cara licik Sultan Hairun berhasil ditangkap oleh Portugis, ia kemudian meninggal mengenaskan di benteng Duurstede.
Perlawanan Sultan Babullah
Perlawanan rakyat Maluku terhadap kekuasaan Portugis terus dilakukan, dipimpin oleh Sultan Babullah. Strategi yang dilakukan yaitu mengepung benteng Portugis dengan segala kekuatan prajurit (tentara) yang ada. Perlawanan ketiga ini berhasil membuat bangsa Portugis menyerah, dan terusir dari Maluku menuju ke Ambon, tapi kemudian dapat dikalahkan oleh Belanda.
Baca: Dampak Monopoli Perdagangan VOC
Baca: Dampak Monopoli Perdagangan VOC
Perlawanan Rakyat Maluku Terhadap VOC Belanda
Salah satu perlawanan rakyat Maluku terhadap VOC (Kongsi dagang Belanda) paling terkenal dan populer hingga saat ini adalah perlawanan yang dilakukan oleh Thomas Matulessi (Kapten Pattimura). Latar belakang perang disebabkan karena kebijakan Belanda sangat menyengsarakan rakyat, seperti berlakunya kerja wajib.
Bentuk Perlawanan Pattimura
Perlawanan yang dilakukan Pattimura berhasil membunuh Residen Belanda bernama Van Der Bergh. Kekuasaan Belanda di Maluku kemudian semakin melemah, tapi pulih kembali setelah datang bantuan dari Batavia. Perjuangan perlawanan rakyat Maluku dibawah pimpinan Pattimura akhirnya dapat dikalahkan.
Kapten Pattimura berhasil ditangkap, kemudian dihukum gantung di depan benteng New Victoria. Eksekusi hukuman dilakukan pada tanggal 16 Desember 1817. Namun perjuangan belum berakhir sampai disini, masih ada beberapa perlawanan lain seperti Thomas Pattiweal, Johanes Matulessi, Athonie Rhebok dan Lucas Latumahina.
Baca Juga:
Baca Juga: