Candi Asu merupakan salah satu peninggalan sejarah berupa percandian yang ada di Kabupaten Magelang. Candi ini juga dikenal masyarakat dengan sebutan candi asu sengi. Pada pembahasan kali ini, kita akan mengulas mengenai candi asu mulai dari pendiri, penemu, relief, mitos, asal-usul dan fungsinya. Okeh langsung saja kita simak pembahasan mengenai candi asu dibawah ini.
Candi Asu adalah peninggalan dari Kerajaan Mataram Kuno atau Mataram Hindu Budha. Lokasi candi ini berada di Kabupaten Magelang, tepatnya di desa Sengi Kecamatan Duku. Dari lokasi tersebut, jarak candi asu dari candi borobudur kira-kira sekitar 25 Km. Candi ini juga memiliki lokasi yang strategis yakni berada di lereng Gunung Merapi dan juga disebelah Tlingsing Pabelan.
Baca Juga: Sejarah Candi Borobudur
Selain angka tahun, prasasti-prasasti tersebut juga menyebutkan mengenai fungsi candi asu yaitu sebagai tempat suci untuk melakukan pemujaan. Pemujaan dilakukan terhadap arwah leluhur, dewa dan raja-raja.
Candi Asu memiliki relief yang unik, yaitu terdapat relief flora di 4 sisi dinding candi dan hiasan relief burung yang mengitari dinding candi tersebut. Relief burung kinara-kinari dalam candi tersebut juga terdapat di candi lain peninggalan Kerajaan Mataram Kuno sepert Candi Plaosan, Candi Ijo dan Candi Ratu Boko.
Candi Asu merupakan candi yang bentuknya tidak sempurna, hal ini karena bagian dari atap candi tersebut hilang entah kemana. Candi berdiri menghadap ke arah barat dan berbentuk bujursangkar serta memiliki ukuran 7,94 x 7,94 Meter.
Candi Asu adalah peninggalan dari Kerajaan Mataram Kuno atau Mataram Hindu Budha. Lokasi candi ini berada di Kabupaten Magelang, tepatnya di desa Sengi Kecamatan Duku. Dari lokasi tersebut, jarak candi asu dari candi borobudur kira-kira sekitar 25 Km. Candi ini juga memiliki lokasi yang strategis yakni berada di lereng Gunung Merapi dan juga disebelah Tlingsing Pabelan.
Baca Juga: Sejarah Candi Borobudur
Pendiri Candi Asu
Pendiri Candi Asu adalah Rakai Kayuwangi, ia adalah raja dari kerajaan Mataram Kuno dari dinasti Sanjaya. Hal ini dibuktikan dari beberapa prasasti yang berhasil ditemukan disekitar candi asu. Prasasti-prasasti tersebut antara lain prasasti Kurambitan, Sri Manggala I dan II, beberapa prasasti tersebut tercantum angka tahun 874-869 Masehi dimana Rakai Kayuwangi saat itu berkuasa.Selain angka tahun, prasasti-prasasti tersebut juga menyebutkan mengenai fungsi candi asu yaitu sebagai tempat suci untuk melakukan pemujaan. Pemujaan dilakukan terhadap arwah leluhur, dewa dan raja-raja.
Candi Asu Sengi |
Candi Asu merupakan candi yang bentuknya tidak sempurna, hal ini karena bagian dari atap candi tersebut hilang entah kemana. Candi berdiri menghadap ke arah barat dan berbentuk bujursangkar serta memiliki ukuran 7,94 x 7,94 Meter.
Candi Asu memiliki tinggi yang tidak pasti, hal ini dikarenakan tidak ada atap dari bagian candi tersebut. Tinggi kaki candi 2,5 m, sedangkan tinggi tubuh adalah 3,35 m. Di dalam bagian candi tersebut terdapat patung sapi dan juga terdapat sumur berbentuk kotak yang memiliki kedalaman 3 m dengan lebar 1,3 x 13 m.
Meski bekas ketinggian debit air dari sumur yang terdapat didalam Candi Asu tersebut masih terlihat jelas, tetapi belum diketahui secara pasti mengenai fungsi dari sumur tersebut karena belum ada bukti yang didapat.
Baca: Asal Usul Candi Prambanan
Asal Usul dan Mitos Candi Asu
Asal usul nama Candi Asu dibuat atau diberikan nama oleh masyarakat sekitar pada saat candi tersebut pertama kali ditemukan. Nama Candi Asu diberikan karena pada saat ditemukan ada sebuah patung yang mempunyai wujud rusak dan menyerupai Asu (Anjing). Dari hal tersebutlah maka menyebut cadi tersebut dengan sebutan Candi Asu.
Ingin mengetahui beberapa candi populer yang berhasil ditemukan di Indonesia? Baca beberapa candi berikut ini.
Ingin mengetahui beberapa candi populer yang berhasil ditemukan di Indonesia? Baca beberapa candi berikut ini.
- Candi Dieng
- Candi Cetho
- Candi Ratu Boko
- Candi Bahal
- Candi Muara Takus
- Candi Bojongmenje
- Candi Gedong Songo
- Candi Cangkuang
- Candi Badut