Hasil Kebudayaan Zaman Logam di Indonesia - Adanya perkembangan tingkat kecerdasan manusia purba dari masa ke masa, maka tidak hanya membuat dan menggunakan alat-alat dari bahan batu saja, tepi lebih maju lagi dengan bahan dari besi dan perunggu yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari mereka, baik untuk keperluan berburu maupun meracik hasil buruan atau makanan lainnya.
Pada artikel sebelumnya terkait dengan Ciri-Ciri Zaman Logam, dijelaskan bahwa masyarakat (orang-orang) prasejarah yang hidup di Nusantara (Indonesia sekarang) mengenal kebudayaan logam setelah datangnya Bangsa Proto Melayu dan Deutro Melayu. Bangsa pertama datang dari Yunan (Cina Selatan), kemudian gelombang kedua dari Dongson (kota kuno di Tonkin).
Nah, kebudayaan logam di Indonesia berkembang berkat kedatangan bangsa dari Dongson (Vietnam). Kebudayaan logam ini lebih maju setingkat dari bangsa sebelumnya yang datang dari dataran Yunan (China). Berbeda dengan alat-alat dari batu yang harus dihaluskan, bahan logam harus di lebur terlebih dahulu, maka dikenal dengan nama "Zaman Perundagian" (mahir dalam melebur logam).
Peleburan logam pada masa itu menggunakan 2 teknik, yaitu A Cire Perdue (cetakan lilin). Caranya, membuat benda dengan bahan lilin lalu bagian atasnya dilubangi, ditutup dengan tanah, dibakar, kemudian masukan cairan perunggu, setelah dingin cetakan dipecah, lalu keluar benda yang dibuat. Cara kedua yaitu teknik setangkap (Bivalve) yang terbuat dari kayu atau pun batu.
Hasil Kebudayaan Zaman Logam di Indonesia
- Kapak Corong : Ditemukan di Sulawesi, Sentani, Jawa dan Bali.
- Arca Perunggu : Riau, Palembang.
- Nekara : Jawa, ALor, Sumatera, Bali, Kei dan Selayar.
- Bejana Perunggu : Madura, Bogor
- Manik Maniak : Irian, Kalimantan.
- Perhiasan Perunggu : Bali, Malang dan Bogor.
Baca Juga :