Silsilah Raja Kerajaan Demak - Siapa saja sebenarnya raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Demak? Tema menarik yang akan kita bahas pada artikel kali ini. Perlu kalian ketahui, Demak merupakan kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa, sekaligus pelopor penyebaran Islam saat itu. Menurut informasi dari buku "Sejarah SNI Jilid III" dijelaskan bahwa Kerajaan Demak berdiri pada abad ke 15, lokasi atau letak geografis Demak berpindah-pindah. Pada awal didirikan berada di tepi laut, tepatnya di kampung Bintara, kemudian dipindahkan oleh raja ke 4 di Prawata, selanjutnya raja terakhir memindahkannya ke Jipang (dekat Cepu).
Menurut tradisi jawa, digambarkan bahwa Demak merupakan pengganti dari Majapahit. Sementara raja kerajaan Demak pertama dianggap sebagai putera terakhir Majapahit. Masa keemasan kerajaan ini berlangsung pada abad ke 16, dibuktikan dengan menaklukkan kerajaan-kerajaan kuat di Jawa dan berani menantang bangsa asing yang mengusik, yakni kedudukan Portugis di Malaka.
Kerajaan Demak kemudian mengalami kemunduran saat terjadinya pemberontakan dengan tujuan merebut kekuasaan raja pada tahun 1554 Masehi, menyebabkan kematian raja, sehingga Demak runtuh. Selama berdiri, tercatat ada 5 raja di Kerajaan Demak. Berikut ini penjelasannya.
Baca Juga : Sumber Sejarah Kerajaan Demak
Baca Juga : Sumber Sejarah Kerajaan Demak
Silsilah Raja Kerajaan Demak
1. Raden Patah (1478 sampai 1518 M)
Raden Patah merupakan raja kerajaan Demak pertama, sekaligus pendirinya. Saat ia berkuasa, Demak mengalami perkembangan yang begitu pesat, ditandai dengan semakin luasnya wilayah kerajaan. Beberapa wilayah yang berhasil dikuasai seperti Semarang, Rembang, Pati, Jepara, Selat Karimata, bahkan sebagian wilayah Kalimantan Selatan. Selain wilayah, beberapa pelabuhan strategis berhasil dikuasai seperti di Tuban, Gresik, Jepara Jaratan dan Sedayu.
2. Patih Unus (1518 sampai 1521 M)
Raja kedua kerajaan Demak adalah Patih Unus. Pada masa pemerintahannya, Demak merupakan kerajaan yang berwawasan nusantara dengan visi misinya menjadi kerajaan maritim terbesar. Saat ia berkuasa, kedudukan Demak terancam akibat adanya bangsa Portugis di Malaka. Patih Unus kemudian mengirim armada militer lautnya untuk menyerang Portugis, serangan dilakukan beberapa kali, tidak hanya sekali.
3. Sultan Trenggana (1521 sampai 1546 M)
Pengganti Patih Unus adalah Sultan Trenggana (Trenggono), ia merupakan raja kerajaan Demak keempat yang memulai pemerintahannya pada tahun 1521 Masehi. Dibawah Trenggana, penyebaran agama Islam mulai memasuki wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah. Ia juga berhasil menguasai beberapa daerah di Pulau Jawa seperti Sunda Kelapa. Salah satu peran Trenggana yang patut di apresiasi adalah menghalau kedatangan Portugis yang berusaha mendarat di beberapa wilayah seperti Madiun, Tuban, Malang, Surabaya, Blambangan dan Pasuruan. Sultan Trenggana kemudian meninggal saat berusaha menaklukkan Pasuruan, tepatnya pada tahun 1546.
Baca: Pendiri Kerajaan Demak dan Peninggalannya
Raja kedua kerajaan Demak adalah Patih Unus. Pada masa pemerintahannya, Demak merupakan kerajaan yang berwawasan nusantara dengan visi misinya menjadi kerajaan maritim terbesar. Saat ia berkuasa, kedudukan Demak terancam akibat adanya bangsa Portugis di Malaka. Patih Unus kemudian mengirim armada militer lautnya untuk menyerang Portugis, serangan dilakukan beberapa kali, tidak hanya sekali.
3. Sultan Trenggana (1521 sampai 1546 M)
Pengganti Patih Unus adalah Sultan Trenggana (Trenggono), ia merupakan raja kerajaan Demak keempat yang memulai pemerintahannya pada tahun 1521 Masehi. Dibawah Trenggana, penyebaran agama Islam mulai memasuki wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah. Ia juga berhasil menguasai beberapa daerah di Pulau Jawa seperti Sunda Kelapa. Salah satu peran Trenggana yang patut di apresiasi adalah menghalau kedatangan Portugis yang berusaha mendarat di beberapa wilayah seperti Madiun, Tuban, Malang, Surabaya, Blambangan dan Pasuruan. Sultan Trenggana kemudian meninggal saat berusaha menaklukkan Pasuruan, tepatnya pada tahun 1546.
Baca: Pendiri Kerajaan Demak dan Peninggalannya
4. Sunan Prawoto (1546 sampai 1549 M)
Setelah wafatnya Sultan Trenggana, tahta raja di Kerajaan Demak kemudian beralih ke tangan Sunan Prawoto. Sebelum Trenggana meninggal, sempat terjadi persaingan antara dirinya dengan Pangeran Surowiyoto. Persaingan tersebut mengakibatkan dibunuhnya P. Surwowiyoto oleh Sunan Prawoto (putera Trenggana). Masa pemerintahan Sunan Prawoto tidak berlangsung lama, sekitar 3 tahun. Hal ini disebabkan karena balas dendam dari anak Pangeran Surowiyoto bernama Pangeran Arya Penangsang. Ia berhasil membunuh Sunan Prawoto dan istrinya melalui pengikutnya.
5. Arya Penangsang (1549 sampai 1554 M)
Raja kerajaan Demak kelima dan terakhir adalah Arya Penangsang (putera P. Surowiyoto). Ia menjadi raja setelah berhasil membunuh Sunan Prawoto. Kekuasaan Arya Penangsang dimusuhi oleh beberapa adipati-adipati di bawah Kerajaan Demak, disebabkan karena terbunuhnya Pangeran Hadiri (Adipati Jepara) saat terjadi kudeta kekuasaan dari Sunan Prawoto.
Kemudian pada tahun 1554 M, Hadiwijaya (Joko Tingkir) Adipati Pajang melakukan pemberontakan terhadap kekuasaan Arya Penangsang. Dalam pemberontakan ini, Arya Penangsang dapat dibunuh oleh anak angkat Hadiwijaya bernama Sutawijaya. Setelah berhasil mengalahkan Araya Penangsang, Joko Tingkir kemudian memindahkan pusat pemerintahan ke daerah Pajang, dan mendirikan kerajaan baru bernama "Pajang", maka berakhirlah masa Kerajaan Demak.
Rekomendasi artikel untuk anda :
Itulah Silsilah Raja Kerajaan Demak yang pernah di pimpin oleh 5 raja. Semoga berguna dan bermanfaat.