Organisasi Wanita Masa Pergerakan Nasional - Munculnya organisasi-organisasi baru saat pergerakan nasional di Indonesia pada awal abad ke 20 ternyata tidak hanya dari kamu pria saja seperti Budi Utomo, Taman Siswa maupun Indische Partij. Tapi, banyak bermunculan organisasi yang didirikan oleh kaum perempuan. Latar Belakang Berdirinya organisasi wanita tidak terlepas dari peran RA Kartini dalam memperjuangkan kedudukan status perempuan, khususnya bidang pendidikan. Tujuan organisasi wanita tidak untuk kegiatan berpolitik, namun lebih kepada perbaikan hidup keluarga, mempertinggi kecakapan perempuan dan pengetahuan tentang makna perkawinan.
Perkembangan organisasi wanita masa pergerakan nasional di Indonesia mulai bermunculan pada tahun 1904, ditandai dengan berdirinya Organisasi Kautamaan Istri. Namun perlu digarisbawahi, organisasi perempuan sebelum tahun 1928 lebih menitik beratkan pada masalah-masalah yang dihadapi perempuan pada masa itu. Lalu, apa saja organisasi pergerakan wanita yang ikut berjuang dalam pergerakan nasional? Berikut ulasannya.
Organisasi Wanita Masa Pergerakan Nasional
1. Kautamaan Istri (1904)
Organisasi perempuan Keutamaan Istri dibentuk pada tahun 1904 di kota Bandung, tokoh pelopornya bernama R. Dewi Sartika. Tujuan didirikannya organisasi ini yaitu untuk memberi pengetahuan kepada kaum wanita, terutama agar bisa membaca, menulis, berhitung dan ketrampilan dalam hidup berumah tangga. Langkah yang dilakukan untuk merealisasikan tujuan tersebut, yakni dengan mendirikan sekolah Keutamaan Istri pada tahun 1910. Pada perkembangan selanjutnya, tidak hanya siwi-siwi dari Bandung saja yang berdatangan, tapi dari daerah lain turut ikut berpartisipasi seperti Garut, Tasikmalaya dan Purwakarta.
2. Putri Mardika (1912)
Organisasi wanita masa pergerakan nasional kedua adalah Putri Mardika. Didirikan di Jakarta pada tahun 1912, tokoh pelopornya seperti R.R Rukmini, R.A Sutinah Joyopranoto, P.A Subarudin dan Sadikun Tondokukumo. Menurut sumber yang didapat penulis, organisasi ini merupakan bagian dari Budi Utomo. Tujuan dan tugas-tugasnya yaitu memberikan bantuan beasiswa dan bimbingan kepada kaum wanita dalam menuntut pelajaran maupun berpendapat di muka umum. Selain itu, organisasi Putri Mardika juga rutin menerbitkan majalah tiap bulannya.
3. Kartini Fonds (1912)
Organisasi Kartini Fons atau Dana Kartini pertama kali dibentuk pada tahun 1912 di kota Semarang. Didirikan oleh C. Th. Van Deventer, salah satu tokoh politik etis. Berdirinya Kartini Fonds merupakan realisasi politik etis (politik balas budi pertanggungjawaban atas kegiatan tanam paksa yang sangat merugikan kesejahteraan rakyat). Melalui Kartini Fonds, berdirilah sekolah-sekolah untuk kaum wanita. Pada tahun 1913 berhasil mendirikan sekolah Kartini di kota besar seperti Jakarta, Semarang dan Bogor. Di tahun berikutnya berdiri juga di Surabaya, Malang, Madiun, Pekalongan, Rembang dan Cirebon.
Baca Juga :
4. KAS (Kerajinan Amal Setia)
Tokoh pelopor berdirinya Sekolah Kerajinan Amai Setia adalah Roehana Koeddoes, perempuan kelahiran Kabupaten Agam, Sumatera Barat, tanggal 20 Desember 1884. KAS merupakan sekolah ketrampilan khusus bagi wanita, didirikan pada tanggal 11 Februari 1911. Melalui sekolah ini, ia mengajarkan berbagai keterampilan mulai dari baca tulis, pendidikan agama, budi pekerti, dan mengelola keuangan. Menurut Roehana Koeddoes, diskriminasi terhadap kaum wanita untuk mendapatkan pendidikan adalah tindakan yang harus dilawan. Saat mendirikan KAS, ia mendapat berbagai masalah baik dikalangan pemuka adat maupun masyarakat sekitar. Namun dengan semangat juang tinggi, ia tetap gigih dan yakni dengan apa yang sedang diperjuangkannya.
5. PIKAT (Percintaan Ibu Kepada Anak Turunannya)
Organisasi Percintaan Ibu Kepada Anak Turunannya didirikan oleh tokoh bernama Maria Yosephine Catharine Maramis, perempuan kelahiran 1 Desember 1872, Kema, Sulawaesi Utara. Lebih dikenal dengan nama Maria Walanda Maramis. Organisasi PIKAT dibentuk pada tanggal 8 Juli 1917 di Kota Menado dengan tujuan memajukan harkat dan martabat wanita. Organisasi PIKAT kemudian berkembang begitu pesat di Indonesia, ditandai dengan berdirinya cabang-cabang di kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Bogor, Malang, Balikpapan, Magelang dan lain-lain. Selain berhasil mendirikan PIKAT, Maria Walanda Maramis juga berhasil mendirikan "Hulshoud School PIKAT" (sekolah rumah tangga untuk gadis-gadis), khusus siswi yang telah lulus sekolah dasar.
6. Aisyah (1917)
Organisasi Aisyah didirikan oleh Nyai Ahmad Dahlan (H. Siti Walidah) pada tanggal 19 Mei 1917 (27 Rajab 1335 H) di kota Yogyakarta. Peran penting Aisyah adalah untuk memajukan pendidikan umum dan agama bagi kamu wanita. Kegiatan lainnya seperti menanamkan rasa nasionalisme dan kebangsaan serta memelihara anak yatim. Dibentuknya Aisyah tentu memberikan manfaat bagi kamu wanita agar dapat berperan aktif dalam pergerakan nasional di Indonesia pada masa itu. Di zaman sekarang, organisasi Aisyah masih berdiri kokoh memperjuangkan wanita. Wujud nyata yang bisa kita lihat yaitu didirikannya ribuan TK (taman kanak-kanak), SD (sekolah dasar), hingga perguruan tinggi (Universitas).
Itulah organisasi (perkumpulan) wanita masa pergerakan nasional yang wajib anda ketahui. Sebenarnya masih banyak lagi organisasi-organisasi lain seperti Wanita Susila (Palembang), Wanita Mulya (Yogyakarta), Puteri Indonesia, Wanita Katolik (Yogyakarta), Pawiyatan Wanita (Magelang), Wanita Rukun Santosa (Malang), Budi Wanita (Solo), dan lain-lain.
Mungkin itu saja pembahasan kali ini, jika Anda mempunyai informasi terkait organisasi lain lebih detail, bisa disampaikan atau bisa kirim melalui email yang tertera pada blog ini, atau melalui kolom komentar. Sekian, apabila ada tutur kata yang kurang berkenan penulis mohon maaf. Jangan lupa baca artikel menarik lainnya. Terima kasih.
Rekomendasi Artikel untuk Anda :