Kumpulan Materi Sejarah, Wisata dan Artikel Menarik Lainnya

11 Dampak Agresi Militer Belanda 2 Bagi Indonesia dan Belanda

Apa saja dampak Agresi Militer Belanda 2 (II) ? Setelah melakukan serangan besar-besaran dari tanggal 21 Juli 1947 hingga 5 Agustus 1947 melalui Operatie Product atau lebih kita kenal sebagai Agresi Militer Belanda 1, pemerintah Belanda melalui pasukan militernya kembali melakukan aksi polisionil, menyerang wilayah Republik Indonesia pada tanggal 19 Desember 1948. Aksi penyerangan kali ini bernama Operasi Gagak atau dalam catatan sejarah Indonesia disebut Agresi Militer Belanda 2. Fokus sasaran yang menjadi target utama adalah kota Yogyakarta (ibukota RI saat itu), dan wilayah lain di sekitarnya. 

Serangan Belanda terhadap wilayah RI merupakan pelanggaran terhadap kesepakatan perundingan gencatan senjata melalui Perjanjian Renville yang telah disepakati pada tanggal 17 Januari 1948, dilakukan diatas kapal Belanda bernama USS Renville di Pelabuhan Tanjung Priok. Usaha pengepungan dan penguasaan Ibu Kota Republik Indonesia oleh Belanda tentu sangat berdampak buruk bagi kelangsungan pemerintahan saat itu, apalagi sampai menculik beberapa tokoh penting termasuk presiden dan wakilnya. Berikut ini penjelasan dampak Agresi Militer Belanda 2.
Dampak Agresi Militer Belanda 2
Sumber Foto : historiek.net

Dampak Negatif Agresi Militer Belanda 2 Bagi Indonesia 

  1. Bandara (lapangan terbang Maguwo) berhasil dikuasai pasukan Belanda melalui serangan udara menggunakan 14 pesawat (terdiri dari Mustang dan Kittyhwak).
  2. Korban tewas di pihak TNI sebanyak 128 pasukan saat terjadi serangan di bandara Maguwo.
  3. Pembentukan PDRI (pemerintahan darurat republik Indonesia) di Bukit Tinggi.
  4. Beberapa pemimpin republik diasingkan, meliputi : Presiden Soekarno, Wakil Presiden Mohammad Hatta, Menlu Haji Agus Salim, Sutan Syahrir, Mr. Assaat, dan Mr. AG. Pringgodigdo.
  5. Pengasingan menggunakan pesawat bomber B 25 dengan tujuan tidak jelas, ada yang diasingkan Parapat, Berastagi, dan Pangkalpinang.
  6. Kota Yogyakarta (Ibukota RI) berhasil dikuasai oleh Belanda.
  7. Beberapa bangunan penting di kota DIY hancur akibat serangan pasukan Belanda.
Baca Juga :

Dampak Agresi Militer Belanda 2 Bagi Belanda

  1. Berhasilnya Belanda menguasai Ibukota RI ternyata tidak membuat semangat juang pejuang runtuh begitu saja, masih ada perlawanan yang dilakukan oleh TNI. Mereka melakukan serangan secara mendadak terhadap pasukan Belanda.
  2. Perlawanan dari pihak RI dilakukan pada tanggal 1 Maret 1949, lebih kita kenal dengan nama Serangan Umum 1 Maret Yogyakarta.
  3. Perlawanan ini membuat pasukan Belanda kewalahan, dan berhasil dilumpuhkan.
  4. Selain itu, perlawanan juga dilakukan dengan strategi gerilya di wilayah luar kota Yogyakarta, meliputi Jawa Tengah dan Jawa Timur, dipimpin langsung oleh Soedirman.
Perlawanan dengan melakukan serangan besar-besaran yang dilakukan oleh TNI terhadap Belanda terdengar sampai ke New Delhi, India melalui siaran radio. Kabar mengenai aksi perlawanan sempat menjadi Headlines di beberapa media cetak India, ucap Mr. Maramis. Melalui Serangan Umum 1 Maret, posisi Indonesia di mata Internasional semakin kuat. Hal ini berbeda dengan apa yang disampaikan dan dipropagandakan Belanda kepada dunia Internasional bahwa RI sudah lemah dan berhasil dikuasai.

Baca Juga:
Demikian sedikit ulasan terkait dengan Dampak Agresi Militer Belanda II (Positif dan Negatif) semoga bermanfaat dan menambah wawasan sejarah kalian. 

Share ke teman kamu:

Related : 11 Dampak Agresi Militer Belanda 2 Bagi Indonesia dan Belanda